Gan pernah tidak berkunjung ke
Tembilahan, mungkin agak asing nama kota ini bagi kebanyakan masyarakat
Indonesia. ya, wajar saja lah, sebab kota ni tak terkenal seperti Kuta, Batam,
Jakarta, Surabaya, Medan, Bogor, atau bahkan Pekanbaru.
Kota kecil dengan penduduk sekitar
100 ribu jiwa terletak di selatan Provinsi Riau. Kota ini merupakan ibukota
dari Kabupaten Indragiri Hilir. Jika anda dari Pekanbaru, anda dapat
menggunakan kendaraan darat seperti mobil, Bus, atau bahkan sepeda motor ( sebaiknya
jangan ) bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar 7 jam. jika menggunakan
jalur laut, anda bisa menggunakan Speed boat dari Batam, Kepri dengan
perjalanan sekitar 6 jam.
Jika anda tiba disini, ratusan
jembatan pasti anda lewati karena hampir setiap beberapa ratus meter pasti ada
jembatan. Asyik kan! Tahukah anda, jembatan-jembatan tersebut
menyeberangi parit-parit yang lebarnya sekitar 10 hingga 20 meter. Parit-parit
ini dibuat sebagai irigasi untuk perkebunan kelapa. Parit-parit ini telah ada
sejak ratusan tahun silam. Ups,,, sebuah jembatan panjang dan megah pasti akan
menyambut kedatangan anda yang menandakan bahwa anda sudah mendekati kota
Tembilahan. Jembatan ini bernama jembatan Indragiri. Jembatan yang dibangun 8
Tahun silam ini, membelah sungai Indragiri dengan panjang lebih dari 150 meter.
Jembatan ini memiliki arsitektur nan megah dan menawan, tak kalah dengan
jembatan dikota Sydney, Australia. Jembatan ini terletak di desa Rumbai Jaya
Kecamatan Kempas Jaya. Itulah sebabnya selain jembatan Indragiri, jembatan ini
lebih terkenal dengan nama jembatan Rumbai.
Setelah itu anda akan melewati
puluhan bahkan hampir ratusan jembatan jembatan lagi untuk baru tiba di kota
Tembilahan. What!!! Buanyak nye... sebab tu lah daerah ni di
juluki negeri seribu jembatan. ok...
Hamparan perkebunan sawit dan kelapa
merupakan pemandangan yang akan anda saksikan disepanjang perjalanan. Disamping
beberapa buah perusahaan yang mengolah hasil kebun tersebut akan anda temui.
Sebelum tiba di Tembilahan, ada
beberapa buah desa yang akan anda lalui yakni desa Sungai Salak, Pulau Palas
dan barulah anda tiba di Kota Tembilahan. Bangunan Ruko tempat penangkaran
sarang burung walet dengan 4 hingga 5 lantai berjejer di tepi jalan telah
menandakan bahwa anda telah mencapai pinggiran kota Tembilahan, yakni kecamatan
Tembilahan Hulu. Bangunan Ruko makin padat dan suasana kendaraan makin banyak
serta terlihat hiruk-pikuk kota menandakan bahwa anda telah sampai di
Tembilahan Kota. welcome!
Gambar : suasana salah satu sudut
jalan di kota Tembilahan.
Ada sesuatu yang unik di sini, agak
sedikit berbeda dari kebanyakan kota-kota di Riau pada umumnya yang mana
identik dengan melayu. Dikota ini justru budaya banjar yang mencolok. Wajar
saja, karena lebih dari 70% penduduk kota ini adalah etnis banjar. what!!!....
mereka bermigrasi dari Kalimantan Selatan beberapa abad silam. Anda akan merasa
berada di suatu daerah di Kalimantan Selatan jika anda berkunjung kesini.
Bahasa pergaulan dan bahasa pasar disini juga bahasa banjar ( Pian haraat
keah bebeahasea kalooa ). eits,,, Suku melayu juga banyak disini disamping
ada suku minang, jawa, bugis, batak, dan buanyak juga etnis tiong hoa disini.
Pokoknya komplit, macam Indonesia mini... hehehehe,,,,, Suasana pluralisme dan
multikulturalismenya sangat tinggi disini gan. Di Kabupaten Indragiri Hilir
memang terdapat keragaman etnis suku bangsa, suku banjar banyak tinggal di Kota
Tembilahan, Tembilahan Hulu, Sungai Salak, Sungai Piring, Sungai Luar, dan
Sapat. Suku Melayu banyak terdapat di Mandah, Sungai Guntong, Kuala Enok,
Gaung, Pulau Burung, dan Concong. Suku Bugis banyak terdapat di Selatan
Indragiri Hilir seperti di Reteh dan Pulau Kijang. Suku Jawa banyak terdapat di
kawasan transmigrasi seperti Kempas Jaya, Teluk Belengkong, dan Pelangiran.
Suku minang terdapat di Kota Tembilahan dan di setiap pasar, mereka biasanya
berprofesi sebagai pedagang dan pegawai negri sipil terutama guru. Etnis
Tiong-hoa banyak terdapat di Kota Tembilahan, Sembuang, Sungai Guntong, Kuala
enok, mereka bekerja sebagai pedagang.
Meskipun suku banjar mayoritas
disini, identitas sebagai bumi melayu nya masih terlihat. Semua bangunan
sekolah dan kantor pemerintahan di buat dengan arsitektur melayu. Mana ada
bangunan bergaya bubungan tinggi disini,,, hehehe....
Ada beberapa bangunan megah dengan
arsitektur melayu modern disini, contohnya kantor bupati Indragiri Hilir,
kantor DPRD kab. Inhil, Universitas Islam Indragiri, Islamic Centre, dan
lain-lain.
Gmbr.
Plaza Tembilahan
|
Gmbr.
Mesjid Raya Al-Huda Tembilahan
|
Jika berkunjung kesini jangan lupa
mampir ke mesjid Al-Huda ya, mesjid nan indah dan terletak di tengah-tengah
kota ini merupakan sebuah mesjid bersejarah dan kebanggaan masyarakat Tembilahan.
Gmbr.
Stadion Futsal Tembilahan
|
Gmbr.
Islamic Centre Indragiri
|
Gan, tidak jauh diutara kota
Tembilahan, terdapat sebuah jembatan panjang yang tidak kalah eloknya dengan
jembatan Indragiri. Jembatan ini bernama jembatan Getek. Jembatan yang
pembangunannya beberapa tahun silam ini, konon merupakan jembatan terpanjang di
Sumatera. wowww!!!. Jembatan ini selalu ramai setiap sore nya, apalagi
sore minggu.beeh, gila. karena disinilah tempat nongkrongnya anak-anak
muda di kota Tembilahan dan sekitarnya yang sangat minim tempat rekreasi. Dan
disini diadakan acara tahunan, yakni Pacu Sampan Leper,,, apaan tuh?
Pacu sampan leper itu merupakan pacu sampan yang dilakukan bukan diatas air. what?
so? pacu sampan leper di lakukan di atas lumpur.... wow amazing. Penonton
bisa menyaksikan acara pertandingan dari atas jembatan, karena pertandingan
dilakukan di bawah jembatan. Yakni dengan berpacu menyeberangi sungai yang
terdiri dari lumpur.... wow, asyik kan?.... Manusia pastinya berjibun di atas
jembatan, hati-hati gan entar roboh. eits, tenang aja jembatannya pasti kuat
kok... hehehehehehe......
Gan kapan-kapan liburan kesini ya,,,
pasti asyik kok.... demikian lah cerita singkat saya tentang kota Tembilahan...
semoga bermanfaat,,, amin....